LABORATORIUM
PARASITOLOGI KESEHATAN YANG REPRESENTATIF
Di susun oleh :
ERISE
PURNAMAWATI (A.102.08.025)
A K A D E M I A N A L I S
K E S E H A T A N N A S I O N A
L
S U R K A R T A
2013/2014
BAB 1
PENDAHULUAN
Laboratorium
parasitologi adalah salah satu sarana yang digunakan untuk penelitian dan
pemeriksaan berbagai jenis parasit. Berbagai jenis parasit dari jenis amoeba,protozoa,jamur,dan
lainnya bisa diperiksa di laboratorium parasitologi dengan bantuan mokroskop.
Sedangkan jenis cacing dan serangga bisa diamati secara makroskopis.
Parasitologi adalah adalah suatu ilmu cabang
biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Tetapi dengan adanya
kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas mempelajari organisme parasit yang
tergolong hewan parasit, meliputi: protozoa, helminthes, arthropoda dan insekta
parasit, baik yang zoonosis ataupun anthroponosis. Cakupan parasitologi meliputi
taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing parasit, serta patologi dan
epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya
Pelayanan
Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan Pelayanan Laboratorium
merupakan bagian itergral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk
menunjang upaya peningkatan kesehatan,pencegahan, pengobatan, dan
diagnosa penyakit,serta pemulihan kesehatan.
Mengingat,hasil pemeriksaan
laboratorium merupakan komponen
penting dalam pelayanan kesehatan untuk penetapan
diagnostic,pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan,oleh karena itu
hasil pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin mutunya dan bisa di pertanggung jawabkan.
Untuk meningkatkan mutu hasil
pemeriksaan laboratorium mutlak perlu
dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu,yang mencakup berbagai komponen
kegiatan,salah satu komponen kegiatan adalah praktek laboratorium yang benar (
Good Laboratory Practice / GLP ).
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeriksan
laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan
mengambil bahan/sample dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah,
sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy Pemeriksaan laboratorium dapat
digunakan untuk berbagai tujuan :
1.
Skrining / uji saring adanya penyakit subklinis
2.
Konfirmasi pasti diagnosis
3.
Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan
gejala klinis
4.
Membantu pemantauan pengobatan
5.
Menyediakan informasi prognostic /perjalanan penyakit
6.
Memantau perkembangan penyakit
7.
Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak
dijumpai dan potensial membahayakan
8.
Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi
karena tidak didapati penyakit
Hasil
pemeriksaan laboratorium ditentukan oleh beberapa factor, antara lain :
a.
Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan
pemeriksaan.
b.
Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan ( analisa )
sample.
c.
Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil
pemeriksaan.
Di antara ketiga
factor tersebut, factor pra instrumentasi merupakan tahap yang sangat penting yang
memerlukan kerjasama antara petugas , pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa
kerjasama yang baik akan mengganggu /mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
Yang termasuk
dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
1.
Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
laboratorium.
2.
Persiapan penderita Persiapan alat yang akan dipakai
3.
Cara pengambilan sample Penanganan awal sampel (
termasuk pengawetan ) & transportasi.
A.
Vector
Vektor adalah arthropoda yang
dapat menimbulkan dan menularkan suatu infectious agent dari sumber
infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat,
binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat merugikan kehidupan manusia
karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan
penyakit, seperti yang sudah diartikan di atas (Nurmaini, 2001).
Menurut WHO (1993) vektor
adalah seekor binatang yang membawa bibit penyakit dari seekor binatang atau
seorang manusia kepada binatang lainnya atau manusia lainnya. Chandra (2006)
menyebutkan bahwa vektor adalah organisme hidup yang dapat menularkan agen
penyakit dari suatu hewan ke hewan lain atau manusia. Arthropoda merupakan
vektor penting dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesifik
Ada dua jenis vektor yaitu vektor biologis dan vektor mekanis.
Vektor disebut vektor biologis jika sebagian siklus hidup parasitnya terjadi
dalam tubuh vektor tersebut. Vektor disebut sebagai vektor mekanis jika
sebagian siklus hidup parasitnya tidak terjadi dalam tubuh vektor tersebut
(Natadisastra dan Agoes, 2005). Contohnya lalat sebagai vektor mekanis dalam
penularan penyakit diare, trakoma, keracunan makanan, dan tifoid, sedangkan
nyamuk Anopheles sebagai vektor biologis dalam penularan penyakit malaria
(Chandra, 2006)
B. Penanganan Sampel di unit Parasitologi
I . Setiap
sampel yang masuk ke Laboratorium Parasitologi dicatat dalam buku agenda oleh
petugas di bagian administrasi . formulir permintaan pengujian/pemeriksaan dari
Laboratorium Diagnostik diganti dengan formulir permintaan pemeriksan intern
Parasitologi .
2 .Dalam formulir intern tersebut kode sampel dari
Laboratorium Diagnostik diganti dengan kode khusus intern . misalnya
"I/Pro.No" kode untuk pemeriksaan sampel di bagian Laboratorium
Protozoologi ."I/V.No" kode untuk pemeriksaan di laboratorium basah
dan "I/E .No."kode untuk pemeriksaan sampel di laboratorium
ektoparasit.
3 . Sampel dimasukkan ke dalam suatu wadah dan
didistribusikan ke masing-masing laboratorium sesuai dengan permintaan
pengujian untuk di proses lebih lanjut .
4 . Hasil pemeriksaan yang tertulis dalam formulir intern
Parasitologi dicatat kembali dalam formulir permintaan pengujian dari
Laboratorium Diagnostik oleh petugas administrasi yang ditandatangani oleh
Ketua Kelti (Penanggung jawab Laboratorium Parasitologi) .peneliti (staf yang
mengidentifkasii memeriksa spesimen) dan teknisi (petugas yang mempersiapkan
spesimen untuk diperiksa oleh peneliti) .
5. Formulir hasil
pemeriksaan sementara tersebut dikirim ke Laboratorium Diagnostik dan
salinannya disimpan sebagai arsip di bagian administrasi Parasitologi .
6. Kepala Unit
Diagnostik membuat salinan hasil pemeriksaan sampel.
C. Persyaratan Minimal Bangunan
1.
Memiliki gedung
yang permanen
2.
Memiliki
ventilasi serta terdapat AC dalam ruangan
3.
Terdapat
penerangan yang memadai
4.
Terdapat air
mengalir yang bersih
5. Memiliki tata ruangan seperti:
a. Ruang
tunggu
b. Ruang
pengambilan bahan
c. Ruang
administrasi
d. Ruang
kerja
e. Ruang
pembuatan media
f. Ruang
sterilisasi
g. Ruang
makan/minum
h. WC
untuk pasien
6.
Terdapat tempat penampungan / pengolahan sederhana
limbah cair.
7.
Terdapa tempat penampungan / pengolahan sederhana
limbah padat.
D. Fasilitas di Laboratorium
Parasitologi
1. Ruangan laboratorium
yang memadai
Ruangan laboratorium yang ideal yakni memiliki luas yang cukup,keadaan
yang bersih dan rapi,serta di lengkapi dengan jendela dan ventilasi yang cukup
sehingga udara dan sinar matahari bisa cukup memasuki ruangan sehingga tidak
menimbulkan ruangn laboratorium yang pengap dan gelap.
2. Peralatan (sarana dan prasarana) yang lengkap
Peralatan yang canggih dan modern sangat diperlukan untuk melengkapi
laboratorium parasitologi. Mikroskop listrik binokuler misalnya salah satu
sarana yang sangat mendukung dalam pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan di
laboratorium parasitologi.
3. Tersedia berbagai contoh preparat yang sudah
jadi
Berbagai contoh preparat dari beberapa jenis parasit seperti telur cacing,larva cacing,protozoa,amoeba, dan
lainnya bisa dijadikan kelengkapan laboratorium parasitologi. Preparat-preparat
yang sudah jadi bisa dijadikan gambaran sebelum menemukan berbagai parasit yang
bisa ditemukan dalam sampel.
4. Tenaga ahli yang terampil dan berkompeten
Tenaga ahli sangat diperlukan dalam mengerkan berbagai pemeriksaan dan
penelitian yang dilakukan di laboratorium parasitologi. Tenaga ahli yang
terampil dan berkompeten merupakan hal yang sangat penting karena bila dalam
suatu laborarorium yang sudah dilengkapi sarana dan prasarana yang canggih dan
modern namun tidak memiliki tenaga ahli justru akan merugikan laboratorium
tersebut.
5. Sanitasi laboratorium yang terjaga
Kebersihan laboratorium harus menjadi hal tersendiri diperhatikan.
Pembersihan tempat kerja dilakukan dengan desinfektan agar tidak menimbulkan
bau yang tidak enak di dalam laboratorium. Disediakan tempat pembuangan limbah
yang sesuai sangat diperlukan sehingga kebersihan ruangan laboratorium selalu
terjaga.
E.
Alat
Wadah sampel yang dipergunakan untuk menyimpan sampel harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1 .Terbuat dari gelas atau plastik polietilen yang bersih dan
tidak berwarna.
2. Tidak menyerap atau
melarutkan zat-zat kimia dari sampel.
3. Tidak menimbulkan
reaksi antara bahan wadah dan sampel.
4. Wadah sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi harus
disterilkan pada suhu 121 derajat celcius, 1.5 atm selama 15 menit.
5.
Wadah sampel untuk pemeriksaan toksikologi harus dalam botol gelas yang
berwarna gelap.
Sampel yang telah dimasukan ke dalam wadah diberi label dan dicantumkan
keterangan sebagai berikut:
1. Lokasi pengambilan
2. Tanggal Pengambilan
3. Cuaca
4.
Sampel harus segera dikirim ke laboratorium, kemudian bila terpaksa belum
dilakukan analisa harus diawetkan terlebih dahulu dengan ketentuan
Macam-macam alat :
·
Anaerobic jar
·
Analytical balance
·
Microdilution broth
·
Autoclave
·
Bunsen burner
·
Centrifuge
·
Counter (hand tally)
·
Dessicator
·
Elisa set
·
Freezer
·
Incubator
·
Kabinet keamanan biologis kelas 1
·
13.Mikroskop monokuler/binokuler
·
Peralatan gelas
·
Petridish diameter 10 cm
·
pH meter
·
Refrigerator (lemari es)
·
Speculum
·
Waterbath
§
Scalpel
·
Filter holder
·
Gelas objek
·
Gelas tutup
·
Ose
Perlengkapan
Keselamatan Laboratorium :
§
Alat bantu pipet / bulp
§
Alat pemadam api
§
Desinfektan
§
Klem tabung (tube holder)
§
Jas laboratorium
§
Pemotong jarum & wadah pembuangan
§
Perlengkapan PPPK
§
Pipet container / tempat meredam pipet habis
pakai
§
Sarung tangan
§
Waskom / wastafel untuk cuci tangan
F. Tahap-tahap Pemeriksaan Laboratorium
§ Pre
Analitik dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat
menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi
proses kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra Analitik meliputi
Kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel, perlakuan terhadap proses
persiapan sampel sampai sampel selesai dikerjakan.
§ Analitik
adalah tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga diperoleh hasil pemeriksaan.
§
Paska Analitik ialah tahap akhir pemeriksaan
yang dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan
benar – benar valid atau benar.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa tahap preanalitik sangat
berpengaruh terhadap kualitas sampel walaupun tidak dapat dinyatakan secara
kuantitas. Tahap pre analitik ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
sehingga jika terjadi kesalahan pada hasil pemeriksaan sangat sulit untuk
ditelusuri atau dilacak. Oleh karenanya sebagai petugas laboratorium harus
benar – benar berusaha bekerja sesuai dengan petunjuk pelaksanaan kerja
sehingga meminimalisasi terjadinya kesalahan. Disamping faktor pengerjaan dari
internal pada tahap preanalitik juga sangat tergantung pada kondisi pasien saat
itu, kejujuran dan kelengkapan pasien dalam memberi informasi, kondisi sampel
itu sendiri, suasana lingkungan dan bahan pembantu yang digunakan.
KESIMPULAN
Pelayanan Laboratorium merupakan
bagian itergral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya
peningkatan kesehatan,pencegahan, pengobatan, dan
diagnosa penyakit,serta
pemulihan kesehatan.
Untuk
meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium mutlak perlu
dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu,yang mencakup berbagai komponen kegiatan,
salah satu komponen kegiatan adalah praktek laboratorium yang benar ( Good
Laboratory Practice / GLP )
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Warren KS, Bundy DAP, Anderson RM. Helminth infection.
Dalam: Jamison DT, Mosley WH, Measham AR, penyunting: Disease control
priorities in developing countries. New York: Oxford University Press for World
Bank, h. 131–141.
2.
©2003
3.
http://2.bp.blogspot.com/_IgmDxAyTC8/TB3yb4AvFJI/AAAAAAAAB3Q/siYqUfHrjhc/s400/mikroskop.jpg
4. http://images.search.conduit.com/ImagePreview/?q=laboratorium+parasitologi&ctid=CT2233703&SearchSource=2&PageSource=HomePage&start=0&pos=18
5. Fleck SL, Moody AH. Teknik diagnostik
dalam Parasitologi Kedokteran. London: John Wright, 1988.
6.
Dinas Kesehatan Laboratorium. Prosedur operasi standar:
investigasi spesimen selain darah untuk parasit (B.SOP 31 Issue 1). London:
PHLS, 1998.
7. http://images.search.conduit.com/ImagePreview/?q=laboratorium+parasitologi&ctid=CT2233703&SearchSource=2&PageSource=HomePage&start=0&pos=3
8. Buletin PRODIA. 2007. Pentingnya
Pemeriksaan HbA1c secara Berkala Untuk Pemantauan Diabetes Melitus. Edisi 5 –
Agustus – Desember 2007.
0 komentar:
Posting Komentar