Denaturasi protein
Denaturasi protein
merupakan suatu proses dimana terjadi perubahan atau modifikasi terhadap
konformasi protein, lebih tepatnya terjadi pada struktur tersier maupun
kuartener dari protein. Pada struktur tersier protein misalnya, terdapat empat
jenis interaksi pada rantai samping seperti ikatan hidrogen, jembatan garam,
ikatan disulfida, interaksi non polar pada bagian non hidrofobik. Adapun
penyebab dari denaturasi protein bisa berbagai macam, antara lain panas,
alkohol, asam-basa, maupun logam berat.
Ciri-ciri suatu protein yang
mengalami denaturasi bisa dilihat dari berbagai hal. Salah satunya adalah dari
perubahan struktur fisiknya, protein yang terdenaturasi biasanya mengalami
pembukaan lipatan pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, protein yang
terdenaturasi akan berkurang kelarutannya. Lapisan molekul yang bagian
hidrofobik akan mengalami perubahan posisi dari dalam ke luar, begitupun
sebaliknya.
Beberapa factor penyebab yang ditimbulkan dari
denaturasi, diantaranya :
1.
Perubahan pH:
penggumpalan kasein
2.
Panas: merusak
ikatan hydrogen dan jembatan gara
3.
Radiasi: sinar X
dan UV
4.
Pelarut organic:
aseton, alcohol
5.
Garam-garam dari
logam berat: Ag2+, Hg2+, Pb2+
6.
Pereksi-pereaksi
alkaloid: asam tannat, asam pikrat bisa menggumpalkan protein menurunkan
infeksi.
7.
Pereduksi:
thioglikolat
Contoh Denaturasi Protein Dalam Kehidupan
1.
Denaturasi
protein pada telur
Putih telur
merupakan cairan tidak berwarna yang mengandung albumin, yaitu protein globular
yang bersifat larut dalam air. Pemanasan putih telur pada suhu sekitar 60 C-70
C mengakibatkan albumin membuka lipatannya dan menghasilkan suatu endapan
berupa zat padat putih. Endapan ini tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Begitu pula dengan enzim yang dipanaskan pada suhu tinggi. Enzim tersebut
menjadi tidak aktif dan tidak dapat berfungsi lagi sebagai biokatalis.
2.
Denaturasi protein pada susu
Susu biasanya dipasteurisasi pada
suhu 120oC selama 15 detik. Dengan adanya sedikit perubahan pada
protein susu (seperti denaturasi dan pengendapan jarang terjadi) ketika susu
dipasteurisasi pada kondisi tersebut, tidak diperlukan perlakuan khusus.
Protein susu terdiri dari dua
protein utama: casein (~ 80%) dan protein whey. Kasein sangat stabil pada
pemanasan, sementara protein whey tidak stabil dengan adanya panas. Karenanya,
protein whey lah yang terdenaturasi ketika susu dipanaskan selama pasteurisasi.
Protein whey terkoagulasi oleh panas dan membentuk partikel-partikel kecil.
Karena jumlah partikel-partikel kecil ini sangat sedikit, pengendapan jarang terjadi.
Peristiwa denaturasi protein whey
mempengaruhi warna putih susu.Susu menjadi lebih putih setelah dipasteurisasi.
Peningkatan warna putih pada susu ini disebabkan adanya perubahan indeks bias
yang disebabkan oleh denaturasi protein whey.
3.
Denaturasi
protein pada rebonding rambut
Protein
rambut terdiri dari asam amino yang mengandung sulfur tinggi membentuk jembatan
disulfide antara asam amino yang menentukan bentuk rambut. Rambut yang
direbonding maka protein akan terdenatrusai akibat panas dari alat untuk
rebonding. Dengan penambahan reduktor (obat rebonding) maka akan terputus
jembatan disulfide dan menghasilkan bentuk rambut yang baru.
Daftar
pustaka
- Denaturasi Protein. [online] available: http://www.scribd.com/doc/55089559/Denaturasi
- Marks Dawn B, Marks Allan D, Smith Collen. 1996. Biokimia Kedokteran Dasar (Terj.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
- Gillespie SH, Bamford KB. At a glance Mikrobiologi medis dan infeksi. Ed 3. Jakarta:Erlangga, 2007:32-35.
- http://www.blog.ub.ac.id/aniskahidayani/2012/09/27/denaturasi-koagulasi-dan-pencoklatan-browning-non-enzimatis/
0 komentar:
Posting Komentar